Kamis, 10 april 2014
Hari
ini banyak hal yang membuat sedih. Tapi aku tidak akan membiarkannya berlarut
didalam hati dan pikiranku. Maka aku memutuskan untuk kembali membuka dan
membaca novel yang belum tertuntaskan isi bacaannya. Sebuah novel pemenang
unggulan dewan kesenian jakarta 2012. Novel ini aku beli tahun lalu. Tepatnya 4
oktober 2013 di Gramedia , Jl. Gajah Mada, Medan. Aku hanya akan menceritakan
sedikit isi cerita dalam novel ini.
Selebihnya biarkanlah imajinasi dan pikiranmu berkembang dan menjadi penasaran
untuk membacanya sendiri.
Judul Novel : Surat
Panjang Tentang Jarak Kita Yang Jutaan Tahun Cahaya
Pengarang : Dewi
Kharisma Michellia
Penerbit : PT Gramedia
Pustaka Utama
Tahun Terbit : Juni
2013
Tempat Terbit : Jakarta
Tebal : 236 Halaman
Pokok-pokok isi Buku :
Cerita
ini tentang surat-surat yang terlambat sampai. Tentang cinta seorang wanita Introvert terhadap teman masa kecilnya. Tentang persahabatannya dengan seorang pria tua
pemilik toko buku. Tidak diketahui siapa nama wanita itu, hanya dijelaskan
usianya berkisar kepala empat. Kisah ini berawal dari sebuah surat yang dikirim
oleh tuan alien ( sebutan untuk teman masa kecil nya ) untuk wanita itu.
Didalamnya diselipkan sebuah undangan pernikahan si tuan alien dengan kekasihnya.
Sakit rasanya ketika harus menerima kenyataan orang yang kita cintai sejak kecil harus menikah dengan orang lain.
Terlebih lagi mereka tidak pernah bertemu selama bertahun-tahun dan wanita itu tetap
setia mempertahankan rasa cintanya bahkan selalu menolak setiap pria yang
datang mendekat. Dia bekerja disebuah harian surat kabar selama kurang lebih
sepuluh tahun dan selalu mengunjungi toko buku langganannya dimana pemiliknya
adalah seorang pria tua yang sudah dikenal nya selama 5 tahun. Pria tua pemilik
toko itu adalah seorang gay, dia memiliki seorang anak angkat laki-laki yang berusia 13 tahun.
Wanita dan tuan pemilik toko menjadi akrab sejak keduanya sama-sama menemukan
kecocokan dalam berbicara maupun topik bahasan obrolan. Wanita itu selalu menceritakan
kisah tentang tuan alien pada tuan pemilik toko. Dan tak disangka-sangka tuan
pemilik toko adalah pengagum cerita dari novel-novel yang ditulis oleh kekasih
tuan alien. Melalui keterkaitan itu mereka mulai bersahabat dan berbagi cerita.
Wanita
itu memulai surat pertamanya pada 23 juli 2008, tadinya dia menganggap itu
adalah surat pertama dan terakhirnya untuk si tuan alien. Namun ternyata dia
mulai terbiasa menulis surat-surat yang pada kenyataannya tidak pernah dikirim.
Dia menulis segalanya didalam surat itu. Mulai dari kisah masa kecil mereka,
keluarga, pekerjaan, tuan pemilik toko, dan kehidupan sehari-harinya serta
semua hal yang tidak pernah sanggup dia sampaikan dan ungkapkan pada teman masa
kecilnya itu. Di suratnya yang ke-22, 17
maret 2009 wanita itu mulai bercerita tentang bagaimana dia divonis
menderita kanker. Surat-surat selanjutnya bercerita tentang bagaimana dia
menjalani hari-harinya dengan beban penyakitnya itu. Hingga tiba ditahun ketiga
dan merupakan tahun terakhir dia menulis surat untuk teman masa kecilnya itu.
Tuan pemilik toko dan anaknya selalu setia menemani dan menjaga wanita itu ,
bahkan di saat terakhirnya. 26 juni
2011, wanita itu menghembuskan nafas terakhir saat sedang menuliskan suratnya
yang ke-37. Semua surat-surat yang ditulis wanita itu selama 3 tahun diketik
ulang oleh anak tuan pemilik toko, dia memberikan kumpulan surat-surat itu
bersama keping CD rekaman suara kepada seorang pelanggan toko buku ayahnya.
Anak tuan pemilik toko meminta agar surat itu dikirim pada si tuan alien. Cinta
ini tidak terbalas, cinta ini terlambat sampai, dan cinta ini disimpan
rapat-rapat di 37 surat panjang.
Kutipan kalimat..
Semua
mimpi burukku selalu memusar pada satu ingatan itu. Bahkan dalam mimpi, kita
tak pernah punya kesempatan berbicara. ( rekaman suara dalam keping CD )
Sejak
kecil kita berdua merasa diri kita adalah alien-alien yang tersesat ke Bumi.
Berpuluh-puluh
tahun lamanya, bahkan sejak kali pertama bertemu, aku telah memilihmu dalam
setiap doaku. Sesuatu yang tak pernah kau ketahui bahkan hingga hari ini. Dan
bila kau suruh aku pergi begitu saja, diusiaku yang lebih dari empat puluh ini,
aku mungkin telah terlambat untuk mencari penggantimu. ( surat ke-1 )
Waktu
mengubah pemahaman seseorang akan dunia. Waktu tak mengubah pemahamanku tentangmu. Aku mungkin dekat
dengan orang lain, aku mungkin tak banyak bicara denganmu, aku mungkin
menghindarimu, aku mungkin berubah menjadi orang lain- tetapi kau tahu aku
telah menginginkanmu begitu dalamnya. ( surat ke-32 )
Bagiku
kini, jarak kita telah mencapai jarak yang harus ditempuh selama jutaan tahun
cahaya. Jarak yang tak akan dapat ditempuh dalam usia kita sebagai manusia.
Maka bila surat-suratku ini kelak kuberikan judul, aku mungkin akan dengan jail
menamainya “surat panjang tentang jarak kita yang jutaan tahun cahaya”. ( surat
ke-33 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar