Minggu, 22 September 2013

Love Story of Danbo "Gadis Dandelion"

Senja itu kelabu, sama seperti kamu yang jarang tersenyum dan tertawa. 
Senja itu kelabu. sama seperti kamu yang selalu murung dan menyendiri. 




       sippirilliii.. hari ini aku mau cerita,, apa yah? dongeng? bukan. jadi apa? ini cerita yang aku buat dari hasil ngumpulin gambar animasi danbo. hahhahaha. aku suka aja ngumpulin animasi yang lucu. nah, untuk animasi danbo ini sedikit menarik perhatian soalnya setiap gambarnya itu seperti mengisahkan sebuah kejadian yawdah deh aku susun aja gambar-gambarnya dan aku rangkai jadi sebuah cerita. mau baca? check this out..

      Ini cerita tentang gadis dandelionku. tentang dia yang aku tidak pernah tau namanya. tentang dia yang wajahnya tidak pernah bisa aku hapus dari ingatan. dia yang berbeda dari wanita-wanita lain. dia yang tidak cantik, tapi dengan melihat nya bisa membuat hatiku menjadi tampan. dia yang selalu membuat rindu, dia yang selalu membuat penasaran, dia yang selalu menjadi inspirasi, dan dia yang sekarang sudah tidak bisa aku lihat lagi. semua kejadian begitu cepat terlewati. seakan-akan jarum jam yang bergerak tidak terkendali. 
   
       Hari ini aku kembali mengingatnya. sabtu sore di bulan desember. sama seperti hari-hari sebelumnya aku sering menghabiskan waktuku ditaman sambil melukis dan mengambil beberapa gambar dengan kamera tuaku. aku tau dan bahkan selalu melihatnya duduk sendirian disitu. dipojok padang rumput belakang taman. awalnya aku menganggapnya wanita aneh yang menghabiskan waktu percuma dengan duduk melamun dan tiduran dirumput. tapi lama-kelamaan kebiasannya itu membuat aku jadi penasaran. bagaimana mungkin tidak, seorang wanita yang menghabiskan waktunya berjam-jam tiap sore hanya untuk duduk dan tiduran tanpa melakukan hal apapun. 


 

dan rasa penasaran itu membuat aku mulai mencari tahu tentang dia, siapa dia, apa yang dia lakukan, dan kenapa dia selalu duduk sendirian. tetapi hasilnya nihil. tidak banyak informasi tentang dia. hingga aku memutuskan untuk mengikuti segala kegiatannya. 


 

       seiring waktu lama kelamaan ternyata dia tau kalau aku selalu mengikutinya. akhirnya aku memberanikan diri untuk mendekat. aku selalu bertanya siapa namanya tetapi dia tidak pernah menjawab. dia hanya menoleh dan memalingkan wajahnya. sebab itu aku memanggilnya dengan sebutan "gadis". beberapa waktu berlalu dan dia mulai menerima kehadiranku. kami sering mengobrol ditaman, menemaninya berbaring dipadang rumput. tetapi tetap saja aku tidak pernah mengerti kenapa dia suka meghabiskan waktunya sendirian sambil menatap langit. berbaring diantara bunga-bunga dandelion putih. hingga hari itu aku memutuskan untuk bertanya padanya.

 
"kenapa kamu suka menatap langit sambil berbaring disini?"
"apa kamu tidak bisa merasakannya? angin disini membuat nyaman, saat kamu berbaring dan menatap langit semua iu membuat nyaman dan damai, menghilangkan segala kepenatan"
"tetapi kenapa kamu selalu melakukannya setiap hari?"
"karena aku membutuhkan rasa nyaman dan damai setiap hari"
"setiap hari?"
" ya. "

      aku tidak pernah tau dan mengerti alasannya kenapa dia harus membutuhkan damai setiap hari, terkadang aku berfikir apakah dia mempunyai masalah yang begitu berat. tapi anehnya, aku tidak pernah bertanya walaupun aku sangat penasaran. aku hanya ingin membuat dia merasa nyaman dengan kehadiranku. aku mulai mulai suka memikirkannya entah sejak kapan, terkadang diwaktu luang aku iseng menggambar wajahnya. semua itu terasa begitu ringan dilakukan. dan anehnya, aku merasa senang.


    aku juga mengajaknya melakukan hal-hal yang bisa membuatnya nyaman dan damai tanpa harus terus-menerus berbaring di padang rumput. kami berjalan-jalan dipadang rumput dan  bermain ayunan. aku mulai bisa membuat dia tersenyum sedikit demi ssedikit. aku suka melihatnya tersenyum. dan ingin selalu membuatnya tersenyum.

 

sesekali dia menemaniku mengambil beberapa gambar ditaman. aku juga mengajarinya mengambil gambar.  

  
 
 


mengajaknya berpetualang disekitar rel kereta api. aku melihatnya kelelahan dan bersimbah peluh, tetapi aku juga tau kalau dia merasa senang saat itu.

 

  

      Aku menyadari hubungan diantara kami sedikit ganjil dan aneh. aku tidak pernah tahu dimana tempat tinggalnya dan siapa keluarganya sebab dulu sewaktu aku sering mengikutinya dia suka tiba-tiba menghilang dan aku kehilangan jejaknya. kami selalu bertemu di taman dan padang rumput saja. aku tidak pernah tau dunianya diluar dari sini. bukan karena aku tidak mau tau dan tidak peduli. tetapi karena keinginannya. dia hanya ingin bertemu denganku disini saja. setiap sore hari. aku menghargai keinginannya karena aku mulai menyukai dia. entah sejak kapan, mungkin saja saat pertama melihatnya, atau karena kebiasaannya yang membuat aku jadi penasaran yang pasti bersama dia membuat aku senang. bersama dia membuat aku nyaman. hingga suatu hari saat aku kembali ingin menemuinya. tetapi apa yang kulihat, dia tidak ada disana. untuk pertama kalinya sejak kami bertemu aku tidak melihatnya ditaman dan padang rumput. timbul sedikit pertanyaan dalam hatiku.
"dimana ? kenapa tidak datang?"
aku memutuskan untuk duduk dan menunggu kedatangannya. tetapi hingga malam tiba. dia tidak datang juga.


aku kira hal itu hanya berlangsung sehari saja. ternyata tidak, sehari, dua hari, tiga hari, bahkan seminggu. gadis tidak pernah terlihat lagi ditaman. aku ingin mencarinya. tetapi kemana aku harus mencarinya. yang kulakukan hanya bisa menunggu, duduk ditaman sambil meghabiskan beberapa botol minuman.

  

sampai akhirnya aku kembali melihatnya lagi. dia berjalan ditengah hujan deras tanpa memakai payung. gadis tidak menyadari kehadiranku yang melihatnya dari kejauhan, hingga aku datang menghampirinya. kami berbagi payung dan berjalan dalam diam.

 

aku tidak lagi bisa bersabar dengan situasi seperti ini. karena melihat dia sudah menjadi candu bagiku. hanya dengan melihatnya saja membuat aku senang. aku tidak pernah peduli tentang bagaimana perasaannya padaku. yang terpenting bisa membuatnya nyaman dan tersenyum. hari itu entah kenapa aku serasa ingin tau lebih banyak tentang gadis dandelionku. aku seakan-akan melupakan kekesalanku selama seminggu ini karena tidak bertemu dengannya. tetapi, tetap saja dia tidak memberitahuku kenapa dia tidak datang. kami kembali bertemu dipadang rumput hari-hari selanjutnya.


hari ini aku berencana mengatakan perasaanku padanya. aku tidak peduli gadis akan menerimaku atau tidak. karena memendam rasa ini saja sudah membuat aku tersiksa. aku berhasil mengatakannya.. ! dia tidak memberikan jawaban apapun. tetapi dia menerima bunga pemberianku. dan aku pikir itu adalah kalimat lain dari kata " iya ".

   
aku mulai berani mengajaknya pergi bersamaku. aku tidak pernah menjemputnya dirumah. kami selalu bertemu ditaman. dan sekarang aku sudah berani menggenggam tangannya. aku mengajaknya ke pesta ulang tahun teman, minum teh diberanda rumah, dan makan malam dipinggir pantai.

   

saat itu aku merasa adalah orang yang paling berbahagia. aku melihatnya tersenyum. 
aku melukis gambar kami berdua. hatiku benar-benar sedang berbunga-bunga.


hari itu untuk pertama kalinya dia mengajakku pergi. dia bilang ingin melihat laut. aku mengabulkannya. aku mengajaknya pergi melihat laut. sampai disana aku kira akan melihatnya tersenyum dan tertawa. ternyata tidak, dia banyak melamun dan berjalan sendiri menelusuri garis pantai. aku melihatnya dari kejauhan. berjalan mendekati dan berdiri disampingnya. kami melihat laut bersama.

  

"apa yang kamu rasakan ketika melihat laut?"
" nyaman dan damai "
"bukankah kamu juga merasa begitu ketika berbaring dipadang rumput?"
" ya "
" apa alasannya? "
" karena aku suka dengan alam "
" alasan lain? "
" kamu akan tau dihari selanjutnya :)  "

dan aku memutuskan tidak akan bertanya lagi apa alasannya. karena dihari selanjutnya aku pasti akan mengetahui sendiri alasannya.
tetapi dihari selanjutnya.., kejadian yang sama terulang lagi. dia tidak ada ditaman ketika aku mencarinya. aku menunggunya, sehari, dua hari, sebulan. kami tidak pernah bertemu lagi. kemana dia.. !! aku hampir merasa gila. aku sempat berfikir apakah dia mempermainkan perasaanku. tapi aku tersadar dia bukanlah orang seperti itu,. gadis aku benar-benar merindukannya.


hari itu aku berjalan mengitari taman dan padang rumput. berharap dia ada disekitar situ. tapi tebakanku salah. dia tetap tidak ada. sampai suatu hari ada seorang anak kecil yang mendatangiku saat aku sedang berjalan disekitar taman. dia memberiku sepucuk surat kemudian langsung pergi begitu saja. aku membuka surat itu.

 


Dear Danbo..,

Waktu kamu ngebaca surat ini aku udah tenang di surga sana. kamu jangan marah yah, karena mulai sekarang aku ga bisa nemenin kamu ditaman lagi. danbo, kenal sama kamu adalah anugrah dan kekuatan untuk aku. kenapa? karena Tuhan kasih aku ujian yang  ngebuat aku butuh rasa nyaman dan damai setiap hari. sebenarnya semenjak aku ketemu kamu aku ga butuh taman dan padang rumput lagi untuk ngebuat aku ngerasa nyaman. karena kamu adalah rasa nyaman dan damai itu. 


danbo, kamu pasti selalu bertanya-tanya tentang siapa aku. namaku dandelion. sama seperti nama bunga yang banyak tumbuh ditaman itu. tapi aku suka kok kalau kamu panggil aku dengan sebutan "gadis". aku yatim piatu, orang tuaku meninggal saat aku masih kecil. sebenarnya aku punya alasan lain kenapa suka dengan taman dan padang rumput itu. waktu aku kecil, orang tuaku sering mengajakku bermain disana bersama adikku, saat hujan, panas, kami selalu bermain disana. aku selalu menghabiskan soreku untuk menatap langit. karena saat aku memejamkan mata aku merasa kedua orang tua dan adikku berada disampingku. itu sebabnya aku tidak pernah memberitahumu siapa namaku. sebab sejak keluargaku meninggal tidak pernah ada lagi yang memanggilku dandelion.

 

sebelum bertemu dengan kamu aku merasa hidupku suram. aku memang tinggal bersama saudaraku mereka ramai dan banyak. tetapi entah kenapa aku selalu sendiri. aku tetap selalu merasa sepi. bahkan aku pernah mencoba mengakhiri hidup ini. 

 

saat itu aku benar-benar tidak tahan. sampai aku bertemu dengan kamu. dan kemarin saat aku mengajak kamu melihat laut. itu juga karena aku ingin mengenang orang tua dan adikku. mereka meninggal di kapal laut. melihat laut, seperti melihat kematian, karena dulunya aku juga hampir mati bersama keluargaku. tetapi tuhan berkata lain aku selamat dari kecelakaan itu. tapi takdir tuhan membuat aku menderita sakit yang harus aku lalui sampai akhir hidupku. bertemu kamu membuat sakitku hilang. aku selalu berdoa pada tuhan agar memberiku hidup satu hari lagi untuk esok, agar aku bisa bertemu dan menghabiskan waktu dengan kamu. aku berharap malaikat mengaminkan doa-doaku.



tetapi ternyata, hari ini.. dimana aku pergi bersamamu kepantai. aku merasa ini adalah hari terakhirku bersamamu. aku melihat laut itu seperti memanggilku, dingin. aku takut, tetapi aku tidak bisa mengatakannya padamu kalo aku takut. aku tidak ingin membuatmu khawatir. danbo, kalau pun ini adalah malam terakhirku. aku sudah merasa cukup puas. aku sudah merasa senang. dan menemukan apa yang aku cari.


aku tidak menyesal untuk hidup ini. karena dihari-hari terakhirku aku merasa bahagia bersama kamu.terimakasih untuk sore-sore indah bersama kamu. terimakasih karena kamu selalu menemaniku. danbo, maafkan aku karena tidak pernah membalas ungkapan perasaanmu. bukan aku tidak suka, tetapi aku tidak tau bagaimana caranya mengungkapkan perasaanku sanking bahagianya. dan malam ini aku akan mengatakannya walau hanya melalui surat ini. danbo, aku juga sayang kamu.



gadis dandelion mu

aku menutup surat itu. dan menyimpannya dalam saku. tatapannku kosong, nanar, dan dada terasa sesak. aku kembali berjalan kearah taman dan berbaring di padang rumput. tempat dimana kami selalu menghabiskan waktu berdua. tapi bedanya sekarang aku sendirian. gadis sudah tidak ada. gadis sudah pergi. aku memetik beberapa tangkai bunga dandelion dan memetik kelopaknya satu persatu. 

 

aku beranjak dan berjalan meninggalkan taman. aku pergi ketempat-tempat yang pernah kudatangi bersama gadis. rel kereta api, padang rumput, dan pantai.  Tuhan., sekarang aku sudah tau namanya, aku juga sudah tau alasan-alasan rasa nyaman dan damai yang dibutuhkannya. tapi Tuhan.., aku tidak akan pernah bertemu lagi dengannya. gadis., apakah sekarang kamu sudah bahagia? 

 

 

 



masa lalu hanya akan menjadi kenangan. aku mungkin akan sedih dengan situasi dan kondisi ini. tapi aku tau gadisku bahagia disana. aku tidak pernah menyesal bertemu dengannya, karena bersamanya adalah kenangan paling indah, kenangan bersama gadis dandelionku.

***
tariita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar