PENGALAMAN BERSEPEDA......
Sepeda.. apa yang ada dipikiran setiap orang ketika
mendengar kata itu.. apakah besi bergagang dengan dua roda berjari? Atau kendaraan
tanpa bahan bakar yang dikayuh oleh dua kaki manusia.apapun itu yang pasti
benda tersebut dapat membantu pekerjaan
dan aktivitas manusia.
Nah..
kali ini aku mau berbagi cerita dan pengalamanku beberapa tahun yang lalu
tentang bersepeda.
Sebelumnya perkenalkan, aku tari. Saat ini usiaku beranjak 19 tahun dan sudah duduk dibangku kuliah sebagai seorang mahasiswi jurusan pendidikan guru sekolah dasar di Universitas negeri medan.kembali dengan ceritaku, ketika itu usiaku berkisar 8 tahun dan masih duduk dibangku kelas 3 sekolah dasar.aku seorang gadis kecil dengan rambut panjang sepinggang, bertubuh gempal dan pipi yang tembam. Kulitku yang putih menyebabkan aku sering dipanggil “amoy” oleh tetangga-tetanggaku.. tapi itu dulu.. jangan bandingkan dengan warna kulitku yang sekarang. Legam. Tak sanggup melihatnya. Aku tinggal di sebuah perumahan dinas TNI-AD. Yang dimana setiap sore anak-anak kecil seusiaku baik lelaki maupun perempuan selalu berkeliling-keliling menaiki sepeda mereka.
Sebelumnya perkenalkan, aku tari. Saat ini usiaku beranjak 19 tahun dan sudah duduk dibangku kuliah sebagai seorang mahasiswi jurusan pendidikan guru sekolah dasar di Universitas negeri medan.kembali dengan ceritaku, ketika itu usiaku berkisar 8 tahun dan masih duduk dibangku kelas 3 sekolah dasar.aku seorang gadis kecil dengan rambut panjang sepinggang, bertubuh gempal dan pipi yang tembam. Kulitku yang putih menyebabkan aku sering dipanggil “amoy” oleh tetangga-tetanggaku.. tapi itu dulu.. jangan bandingkan dengan warna kulitku yang sekarang. Legam. Tak sanggup melihatnya. Aku tinggal di sebuah perumahan dinas TNI-AD. Yang dimana setiap sore anak-anak kecil seusiaku baik lelaki maupun perempuan selalu berkeliling-keliling menaiki sepeda mereka.
Awalnya
aku sangat enggak suka dengan yang namanya sepeda.hal itu karena abangku yang
selalu mengusiliku. anak lelaki berusia 9 tahun yang suka mengganggu adik
perempuannya. Setiap naik sepeda di sekelilingku, dan melihat kearahku, pasti
dia selalu dengan sengaja menabrakkan sepedanya kearahku lalu tertawa sampai
puas. Pernah saat dia memboncengku dengan sengaja dia loncat dari atas sepeda
dan membiarkan sepeda itu jalan dengan aku yang masih duduk diboncengannya.
Tentu saja karena ketidakseimbangan sepeda itu akhirnya masuk kedalam parit
beserta aku yang masih duduk diatasnya. Dan tidak ada kata lain selain nangis
dan pulang kerumah dengan badan basah kuyub karena air parit. Setelah hari itu
aku jadi sangat amat gak suka sama yang namanya sepeda,belum lagi ngebayangin
wajah abangku yang lagi ngetawain aku.
Tetapi.., masih
ada kata tetapi.aku punya rasa iri,cemburu atau apalah itu namanya.. kalo melihat teman-temanku berkeliling asrama
dengan sepeda mereka. Dan ternyata, orang tua ku selalu memperhatikan tingkahku
yang suka mengintip didepan jendela melihat aktivits teman-temanku. Sore itu
aku duduk diteras depan rumah bersama anak tetanggaku yang lebih tepat disebut
teman. Orang tuaku sedang pergi ada acara arisan di kantor . aku sih mengiyakan
saja. Lalu tiba-tiba kami berdua mendengar suara sepeda motor bapakku. Aku
pikir mereka sudah pulang. Yaa.. mereka emang sudah pulang. Tetapi ada yang
tidak biasa. Mereka membaa sebuah sepeda mini berwarna biru dengan 4 roda. 2
roda besar depan belakang dan 2 roda kecil yang mengapit pada roda besar yang
terletak dibagian belakangnya. Sepeda itu memiliki keranjang didepannya dan
tempat duduk boncengan dibelakangnya. Tinggginya saat itu kira-kira
sepinggangku. Sepeda itu masih berkilu dengan plastik lapis pembungkusnya. Aku
teriak sambil loncat-loncat sambil berlari mengahampiri sepeda itu. Aku
menuntun dan membawanya kehalaman rumah. Kebetulan waktu itu abangku lagi
bersepeda dihalaman rumah. Dia mengayu sepedanya kearahku, dan aku masih sangat
ingat kta-kata yang diucapkannya waktu itu.
‘’katanya benci..
katanya gag mau naik sepeda.. sok-sok’an.. jatuh nanti kau baru tau rasa.. kau
kira kami mau ngajak keliling orang yang gak pande naik sepeda..? tidak la
yauu...’’. ujarnya sambil kembali menaiki sepedanya dan mengitari aku.
Aku menjerit dan menyuruhnya pergi. Dia hanya
tertawa dan meninggalkan aku. lalu bapakku datang mendekatiku, dia membantu dan
mengajari aku Naik sepeda dia menyuruhku duduk diatas sepeda. Pada waktu itu
keseimbangan masih terjaga karena masih ada 2 roda kecil yang mengapit roda
besar dibelakang. Aku mengayuh pedal sepeda itu sambil berpegangan pada
stangnya. Bapakku dengan setia tetap berada disampingku. Tangan kirinya
memegang stang sebelah kiri dan tangan kanan nya memegan tempat dudukku.
Awalnya masih santai dan terasa menyenangkan karena untuk pertama kalinya aku
mengayuh sepeda sendiri.besoknya bapakku melepas 1 roda kecil yang mengapit
sebelah kanan roda belakang. Waktu aku bertanya kenapa dilepas, dia hanya
bilang “biar cepat bisa, pelan-pelan dilepas ban kecilnya. Nanti lama-lamacjadi
lancar naik sepeda kaya kawan-kawannya’’. Aku mulai mencoba lagi dan bapakku
tetap menemani disampingku. Awalnya emang susah dan aku sering jatuh. Ditambah
lagi anak-anak kecil dan teman-temanku yang mengejekku. Tapi aku tidak peduli,
yang ada dibenakku saat itu ‘’lihat saja kalo aku sudah bisa naik sepeda, ku
tabrak kalian satu-satu pakai sepedaku...!! hhahahhahaha...”.
Dua minggu setelah itu aku mulai lancar
naik sepeda roda 3. Bapakku membuka 1 roda kecil yang mengapit 1 roda besar
dibelakang. Aku langsung membayangkan bagaimana nanti kalo aku jatuh dan
terlempar dai sepeda itu. Aku mulai menaiki sepeda dan mengayuhnya dengan
perlahan. 3 kali aku kayuh aku terjatuh.. aku tertawa dan mencoba lagi.
Ternyata abangku sedang memperhatikanku, tiba-tiba dia datang dan langsung
duduk diboncengan yang ada dibelakang.
“udah.., cepet
dayung,, aku dibelakang biar gak jatuh kau.. naik sepeda aja susah kali, nmpak
kali penakutnya..”. ejeknya.
“diamlah
kau,...!!”.teriakku
Aku mulai mengayuh lagi, kali ini saat
kayuhan ketig aku tidak jatuh lagi.saat keseimbangan mulai hilang, abangku
mencagakkan kedua kakinya ketanah sehingga aku tidak jatuh. Jadi ceritanya
pernah sutu sore saat aku benar-benar sudah mulai berani naik sepeda, abangku
mengajakku bermain kelapangan dan menyuruhku membawa sepeda.kami berjalan
sambil menuntun sepeda. Setibanya dilapangan dia meletakkan sepedanya
dipinggir. Lalu mulai membantuku naik sepeda. Saat itu aku benar-benar sudah
lumayan mahir. Saat itu aku mengenakan baju tidur dengan rambut panjang yang
dikuncir dua. Aku duduk disepeda sedangkn bangku duduk diboncengannya. Aku
sangat senang dan sanking senangnya aku mengayuh sepeda itu kencang-kencang
tanpa henti sehingga laju sepeda mulai tak terkendali. Aku mulai takut dan
abangku berteriak.
“jangan
kenceng-kencenglah teroottt...!!!”.
Tiba=tiba dia
menarik rambutku dari belakang sehingga peganganku pada stang sepeda terlepas.
Sepeda itu melaju cepat dan tak tentu arah. Kami pun terlempar dari sepeda.
Kami berdua terjatuh saat sepeda itu menabrak pohon.aku menangis, dan gak mau
pulang karena takut dimarahi ibu. Sebab stang sepedaku jadi baling akibat nabrak
pohon itu. Tapi abangku tetap membujukku untuk pulang. Jadi hari itu aku pulang
kerumah dengan kondisi acak-acakan dan berantakan. Hari itu adalah hari buruk
untuk sepeda pertamaku dan aku. tetapi hari itu tidak bisa aku lupakan sampai
hari ini. Nah.. begitulah cerita pengalamanku bersepeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar